Minggu, 04 November 2012

Ekonomi Pariwisata


“EKONOMI PARIWISATA 1”

1). Apa Saja komponen-komponen Neraca Pembayaran ?
>>>>>>>>
Komponen-komponen Neraca Pembayaran :
1.   Neraca Pembayaran  Transaksi berjalan  ( Current Account )
Transaksi berjalan atau neraca lancar merupakan gambaran ringkas mengenai nilai transaksi barang dan jasa suatu negara dalam kurun waktu satu tahun seperti  ekspor, perdangan barang dan bukan barang. Ekspor barang merupakan transaksi kredit yang menyebabkan terjadinya aliran uang masuk ke dalam negeri.Namun Neraca lancar terdiri atas:

a.       Neraca perdagangan
Digunakan untuk mencatat atau ikhtisar yang memuat atau mencatat semua nilai transaksi ekspor dan impor barang selama satu periode. Ekspor barang dicatat dalam transaksi kredit sedangkan impor barang dicatat dalam transaksi debit. Apabila ekspor melebihi impor, negara tersebut mempunyai surplus neraca perdagangan atau mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri. Sebaliknya, jika impor melebihi ekspor, negara tersebut mempunyai defisit neraca perdagangan atau memperoleh pengurangan investasi luar negeri.

b.      Neraca jasa
Merupakan kegiatan jasa yang diselenggarakan suatu negara untuk luar negeri serta yang diterimanya dari luar negeri. Nilai kegiatan jasa meliputi jasa pengangkutan, asuransi, perantara perdagangan, perbankan, dan pariwisata serta transportasi, pengeluaran para wisatawan, laba perorangan yang dibagiakan, kiriman uang, hibah, jasa-jasa yang diterima dari dan yang diberikan ke Negara lain.

c.       Neraca nonbalas jasa atau transfer payment
Neraca ini digunakan untuk mencatat transaksi yang bukan merupakan balas jasa. Misalnya Indonesia memberikan atau menerima hibah maka akan dicatat dalam neraca nonbalas jasa.





2.      Neraca modal ( Capital Account )
Neraca modal merupakan neraca yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan dan pembayaran, seperti bunga, dividen, upah tenaga kerja asing, serta hadiah (grants).
Neraca transaksi modal meliputi pemberian pinjaman (pours) dan utang (borrowing) berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. Transaksi modal tersebut dapat berupa hal-hal berikut
o Kredit untuk kegiatan perdagangan dari Negara lain.
o Deposito yang dimiliki penduduk kita di luar negeri atau deposito yang dimiliki penduduk luar negeri di dalam negeri.
o Pembelian surat-surat berharga jangka pendek oleh penduduk luar negeri atau penjualan surat-surat berharga jangka pendek kepada penduduk luar negeri di dalam negeri.
o Adanya investasi di luar negeri atau investasi asing di dalam negeri.
o Pinjaman jangka panjang dari penduduk Negara lain kepada Indonesia, atau pinjaman jangka panjang dari penduduk Indonesia kepada Negara lain.

a.       Neraca penyeimbang
Merupakan rekening penyeimbang atas transaksi berjalan yang mengalami surplus maupun defisit. Dengan adanya rekening penyeimbang ini, jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari neraca pembayaran akan sama

b.      Selisih perhitungan
Adanya ketidaklengkapan informasi dan atau transaksi yang tidak tercatat menyebabkan saldo neraca pembayaran tidak sama. Transaksi yang tidak tercatat akan dimasukkan ke dalam bagian selisih perhitungan.




3.  Neraca Moneter (Accommodating Transaction)
Transaksi ini timbul karena transaksi yang lain (autonomous). Yang termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi yang sedang berjalan, taransaksi kapital, dan transaksi satu arah. Yang termasuk transaksi lintas moneter adalah mutasi adalah hubungan dengan IMF, pasiva luar negeri dan aktiva luar negeri.



2)  Sebutkan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata terhadap Neraca Pembayaran suatu negara ?
>>>>>>>>
Bagi kebanyakan negara, yang menjadi masalah dalam mengatur keseimbangan Neraca Wisatawan adalah apabila jumlah wisatawan yang datang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah wisatawan warga negaranya yang berkunjung atau melakukan kegiatan wisata di luar negeri. Apabila hal ini terjadi, dengan sendirinya akan terjadi defisit pada neraca wisatawan yang akan mempengaruhi keseimbangan neraca pembayaran.
Neraca pembayaran terdiri dari beberapa unsur pokok yang mewakili setiap sektor perekonomian yang terdapat di sebuah negara. Setiap unsur ini akan menjadi sebuah neraca perdagang (Balance of Trade) antara negara yang bersangkutan dengan negara yang lain.
Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang menyumbang devisa terbesar setelah sektor minyak dan gas bumi. Neraca perdagangan yang terkait dengan seluruh kegiatan pariwisata di suatu negara disebut dengan Neraca Wisatawan (The Balance of Tourist) atau sering juga disebut sebagai The Tourist Balance.
Secara definitif, neraca wisatawan adalah keseimbangan antara jumlah wisatawan yang masuk ke suatu negara dan jumlah wisatawan yang pergi ke luar negara tersebut beserta seluruh akibat yang ditimbulkannya. Hal ini tentu memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung yang berakibat baik maupun buruk bagi keseimbangan pembayaran sebuah negara.



Dan Akibat-akibat  pokok yang timbul oleh kegiatan pariwisata terhadap Neraca Pembayaran adalah :
o Pariwisata menurunkan defisit yang dialami negara.
o Pariwisata menurunkan surplus pembayaran negara.
o Pariwisata menambah jumlah surplus neraca pembayaran negara.
o Pariwisata menambah defisit yang dialami negara.


3)  Apa saran anda mengenai tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi defisit Neraca Wisatawan ?
>>>>>>>>
Keadaan defisit pada neraca wisatawan secara teoritis dapat ditanggulangi dengan jalan mengusahakan terciptanya keseimbangan dan, apabila memungkinkan, terciptanya kondisi surplus. Cara yang ditempuh oleh kebanyakan negara adalah meningkatkan in going tourism dan menghambat meningkatnya kegiatan out going tourism bagi penduduk warga negaranya.
Pemerintah Republik Indonesia pernah melakukan pembatasan bagi warga negaranya yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri dengan menaikkan biaya fiscal (pajak kekayaan bagi warga Negara yang akan ke luar negeri) sebesar enam kali lipat dari jumlah biaya fiscal sebelumnya. Bahkan setelah itu dinaikkan lagi sebesar 66 %.

Presiden Lynndon B Johnson dari Amerika Serikat pada tahun 1968 melakukan pembatasan jumlah wisatawan warga negaranya yaitu dengan mengenakan exit tax sebesar US$ 100 bagi setiap orang yang akan berwisata ke luar negeri. Kebijaksanaan ini diikuti pula oleh Italia pada tahun 1971 guna memperbaiki neraca perdagangannya dibidang pariwisata.
Adanya kebijaksanaan ini kiranya perlu ditinjau kembali, mengingat kebijaksanaan semacam itu dalam jangka panjang tidak akan efektif dalam pelaksanaannya.

Hal tersebut sebenarnya pernah dilakukan oleh banyak negara lain jauh-jauh sebelumnya. Negara-negara itu adalah Inggris Raya pernah melakukan hal serupa pada tahun 1966, pada tahun 1968 Perancis dan Amerika Serikat melakukan kebijaksanaan tersebut pula.
Dan menurut saya, cara untuk mengurangi suatu defisit neraca wisatawan yaitu dengan cara mengurangi penduduk Negara kita untuk melakukan perjalanan wisata ke luar negeri dalam rangka untuk berlibur atau hanya untuk sekedar untuk berbelanja di Negara yang dikunjungi, agar di Negara yang akan dikunjungi defisitnya tidak naik karena para wisatawannya yang hadir di Negara tersebut.
Untuk Negara kita lebih berkembang dan lebih maju, maka Negara kita harus memberikan info-info tentang objek-objek wisata yang bagus dan menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan yang ada di Negara kita, untuk menarik para wisatawan-wisatawan asing untuk melakukan wisata ke Negara kita “Indonesia”. Kita sebagai warga Negara  indonesia harus bangga akan obyek-objek wisata yang ada di Negara kita, Maka daripada itu kita harus bisa membuat para wisatawan asing tertarik berminat untuk mengunjungi ke Negara kita “Indonesia”, dengan begitu defisit Negara kita akan lebih baik dan berkembang akan para wisatawan asing yang berkunjung ke Negara kita.
Dan secara umumnya cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur tersebut bekerja melalui perubahan komponen-komponen berikut ini :
a. Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua tindakan pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya perekonomian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
b. Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu segala tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.
c. Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dlaam negeri terhadap mata uang asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan menambah devisa suatu negara.
d. Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan tingkat bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi atau neraca modal.
Oleh karena itu, proses ini dapat dilakukan melalui perubahan jumlah uang yang beredar dengan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi akan menurun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi akan meningkat.
e. Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan pemerintah yang dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk campur tangan pemerintah dalam lapangan ekonomi internasional. Dalam sistem ini, semua valuta asing dimonopoli oleh pemerintah, artinya semua alatalat pembayaran luar negeri yang dimiliki atau yang diperoleh seluruh penduduk suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk selanjutnya pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan valuta asing.



4).  Carilah masing-masing sebuah contoh dari Neraca Pembayaran dan atau Neraca Wisatawan, lalu buatlah pendapat atas neraca-neraca tersebut ?
>>>>>>>>
Sejak terjadinya krisis ekonomi, data neraca pembayaran Indonesia menunjukkan gejolak yang cukup signifikan. Anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing yang secara teoritis seharusnya dapat meningkatkan penerimaan ekspor ternyata tidak terjadi. Selama periode krisis ekonomi yang diawali pada pertengahan tahun 1997, nilai ekspor non migas Indonesia justru mengalami penurunan sebesar 7,47 persen pada tahun 1998 dan 4,44 persen pada tahun 1999, padahal pada periode yang sama Rupiah terdepresiasi hampir 300 persen terhadap US$. Empat faktor yang disinyalir menjadi penyebab buruknya kinerja ekspor non migas Indonesia adalah kegagalan sistim perbankan menjalankan fungsi intermediasi sehingga tidak mendukung kegiatan eksportir, melemahnya pasar regional, tingginya komponen impor dari produk ekspor Indonesia, dan ketidakstabilan sosial dan politik dalam negeri Indonesia. Namun demikian volume ekspor non migas Indonesia justru meningkat selama periode tersebut. Kenyataan ini membuktikan bahwa keempat faktor di atas tidak cukup valid dalam menjelaskan penyebab buruknya kinerja ekspor non migas Indonesia. Buruknya kinerja ekspor non migas Indonesia selama periode krisis lebih banyak disebabkan oleh anjloknya harga ekspor. Krisis ekonomi disinyalir juga melanda Negara-negara tujuan ekspor sehingga kesulitan menyerap produk ekspor non migas Indonesia.

Data neraca pembayaran Indonesia dari tahun 1999 sampai dengan 2004 dapat dilihat dalam tabel berikut ini.



Menurut saya, Neraca berjalan yang cukup kuat menunjang perekonomian kita dapat bertahan dari resesi global. Penting sekali untuk dimengerti bahwa kontribusi investasi serta ekspor netto terhadap pertumbuhan ekonomi. Ini merupakan hal yang baik dan perlu terus dipertahankan.
      Dari penjelasan diatas kita dapat berpikir bagaimana pentingnya wisatawan, melihat dari segi hubungan kegiatan wisatawan berkembang pesat dalam neraca pembayaran tersebut. Dan wisatawan adalah pokok dari neraca pembayaran tersebut.

1 komentar: