Jumat, 07 September 2012

Unsur – unsur komunikasi 



Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi merupakan suatu kegiatan penyampaian suatu pesan yang tak pernah lepas dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik, tentunya akan menciptakan hubungan yang baik pula. Untuk menghasilkan hubungan yang baik itu, maka kita tidak boleh melupakan unsur-unsur yang ada dalam komunikasi. Berdasar pada hasil kajian Harold Laswell, unsur-unsur yang mempengaruhi suatu komunikasi terdiri dari lima, yaitu pengirim pesan (komunikator), penerima pesan (komunikan), pesan, media, dan umpan balik, dimana kelima unsur tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi.
1.      Pengirim Pesan (Komunikator)
Pengirim pesan merupakan tokoh utama yang memiliki peran terpenting dalam proses komunikasi. Komunikator dapat berupa perorangan, kelompok, ataupun massa. Dialah yang mempunyai suatu pesan untuk disampaikan pada komunikan. Dalam penyampaiannya, seorang komunikator haruslah percaya diri dan mempunyai attitude yang baik dimana sikap ini mampu menghantarkan informasi sesuai keinginan. Karena apabila dalam penyampaian pesan sikap kita tidak baik, katakanlah sombong, maka pesan penting yang seharusnya sampai pada komunikan malah tidak sepenuhnya sampai akibat sikap kita tersebut. Komunikator juga harus memiliki sikap reseptif yang bersedia menerima gagasan terhadap pesan yang telah disampaikannya.

2.      Penerima Pesan (Komunikan)
Komunikan merupakan seseorang yang mendapatkan suatu pesa. Komunikan juga dapat berupa perorangan, kelompok, ataupun massa. Dapat dikatakan bahwa komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.

3.      Pesan


Pesan adalah apa yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Suatu pesan biasanya dikupas secara panjang lebar untuk berbagai segi. Penyampaian pesan dapat berupa lisan, face to face, atau melalui media. Bentuk pesan terdiri dari 3 macam, yaitu :
a.       Informatif
Pesan yang seperti ini berisi informasi, fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil keputusan. Biasanya pesan yang seperti ini lebih bisa diterima oleh para komunikan.
b.      Persuatif
Pesan ini berisi bujukan. Misalkan saja sebuah iklan sabun di televisi yang mengajak para pemirsa unuk memakai sabut tersebut.
c.       Koersif
Jika pesan yang satu ini berisi pesan yang bersifat memaksa dengan sanksi bila tidak melaksanakan. Contohnya yaitu peraturan seorang bos terhadap bawahannya.

4.      Media
Media merupakan alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Menurut para pakar psikologi, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah mata dan telinga.

5.      Efek
Efek adalah hasil akhir suatu komunikasi yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah orang lain itu sesuai, maka komunikasi itu berhasil, demikian pula sebaliknya. efek ini dapat dilihat dari pendapat pribadi, pendapat publik, dan pendapat masyarakat. Dari efek inilah yang nantinya akan memicu adanya umpan balik dari komunikan. Dan umpan balik inilah yang dapat menentukan bahwasanya suatu komunikasi dapat berhasil atau tidak.

Aspek - Aspek Komunikasi yang Efektif  dari atasan ke bawahan

Sedikitnya ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif , yaitu :
  1. Kejelasan ( clarity ) . Bahasa maupun informasi yang disampaikan harus jelas . Kapan kita menggunakan kata ini , anu , dan sejenisnya , maka akan menyebabkan ketidakjelasan terkait dengan pesan yang disampaikan . Hal ini akan menyebabkan munculnya salah tafsir , salah persepsi , dan sebagainya .
  2. Ketepatan ( accuracy ) . Bahasa dan informasi yang disampaikan harus benar - benar akurat dan tepat . Bahasa yang digunakan harus sesuai dan informasi yang disampaikan harus benar . Artinya sesuai dengan apa yang sesungguhnya ingin disampaikan . Bisa saja informasi yang ingin kita sampaikan belum tentu kebenarannya , tetapi apa yang kita sampaikan benar - benar apa yang memang kita ketahui . Inilah yang dimaksud akurat di sini .
  3. Konteks ( CONTEX ) . Bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan kondisi dan lingkungan di mana komunikasi itu terjadi . Bisa saja kita menggunakan bahasa dan informasi yang jelas dan tepat , tetapi karena konteksnya tidak tepat maka reaksi yang kita terima tidak sesuai dengan yang diharapkan .
  4. Alur ( flow ) . Keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat penting dalam menjalin komunikasi yang efektif . Sewaktu kita meminjam uang misalnya , kita cenderung mengajukan kesulitan - kesulitan kita sebelum kita menyampaikan maksud kita untuk meminjam uang . Mungkin begitu juga pada saat kita pertama kali menyampaikan perasaan jatuh cinta pada seseorang .
  5. Budaya ( culture ) . Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi , tetapi juga tatakrama atau etika . Bersalaman dengan satu tangan untuk orang sunda mungkin terkesan kurang sopan , tetapi untuk etnis lain mungkin suatu hal yang biasa .
Ketika kelima aspek tersebut di atas dapat terpenuhi dalam proses komunikasi , maka proses komunikasi yang efektif dapat terlaksana dengan baik selain juga dipengaruhi oleh faktor - faktor manusianya .


Contoh study kasus

Contoh kasusnya ialah, dalam suatu organisasi profit ambil contoh usaha di bidang perkebunan buah, selama didirikannya usaha tersebut, tidak mengalami perkembangan. Fokus mereka adalah, berkebun buah hingga menghasilkan buah yang berkualitas baik, kemudian buah tersebut bisa dijual baik dalam negeri ataupun diekspor ke luar negeri guna mendapatkan keuntungan. Sedang pada kenyataannya, tidak semua buah berkualitas baik, sehingga untuk buah yang berkualitas kurang baik pun hanya bisa dinikmati sendiri, atau dijual dengan harga yang murah. Hal ini tentu sangat merugikan, terlebih jika nanti ditemukan banyak sekali buah yang berkualitas kurang baik.

Berdasarkan pendekatan Objektifis, sangat menekankan bahwa lingkungan sebagai suatu faktor penentu dalam menjelaskan perilaku manusia. Maka dalam kasus ini, perilaku manusia yang kurang bisa mengembangkan usahanya tersebut, dikarenakan faktor lingkungan yang kurang mendukung. Misalnya, mereka tidak memiliki pesaing dalam usaha ini guna meningkatkan kinerja mereka, dan selama kebutuhan hidup masih bisa terpenuhi, maka mereka merasa tidak perlu untuk melakukan perubahan, meskipun demi berkembangnya usaha tersebut. Sehingga untuk mengembangkan usahanya, dibutuhkan adanya pengaruh-pengaruh baik dari lingkungan. Misalnya, terdapat pengusaha lain di bidang yang sama, guna memicu diri untuk meningkatkan kinerja mereka.


Sedangkan berdasarkan pendekatan Subjektifis, sangat menekankan bahwa manusia memiliki peranan yang lebih aktif dan kreatif. Kreasi mereka sendiri bukanlah produk lingkungan, namun merekalah yang menciptakan lingkungan tersebut. Maka dalam kasus ini, untuk mengembangkan usahanya tersebut, manusia tidak lagi hanya menunggu peran dari lingkungan untuk menjadi faktor yang mempengaruhi, tapi justru manusia sendiri yang seharusnya menciptakan perubahan itu untuk mengembangkan usahanya. Yang dimaksud ialah, baik ada atau tidak adanya pesaing, jiwa untuk berkembang sudah harus tumbuh pada diri mereka. Dan untuk mengembangkan usaha tersebut atau agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih, maka tidak bisa jika hanya mengandalkan perkebunan untuk menghasilkan buah yang berkualitas baik. Dalam hal ini, manusia dituntut untuk lebih kreatif. Misalnya, bisa saja buah yang berkualitas kurang baik tersebut diolah lagi menjadi makanan ringan seperti keripik atau manisan. Keuntungan yang bisa didapatkan tentu lebih banyak daripada jika hanya dimakan sendiri atau dijual namun dengan harga yang murah.


2.             Ada kasus yang baru terjadi/bisa terjadi yaitu: penyandraan mandor pabrik oleh karyawan, karena upah yang belum dibayarkan selama 4 bulan. sementara itu pemilik pabrik sedang keluar kota. tugas anda diminta memecahkan masalah dengan pendekatan komunikasi organisasi & mencari solusi atas problem tersebut!


Masalah yang ada bisa dilihat dalam kasus ini ialah belum dibayarkannya upah yang merupakan hak bagi karyawan guna memenuhi kebutuhan mereka. Dan masalah lainnya ialah sikap yang kurang bertanggung jawab dari pemilik yang menyebabkan sikap anarkis dari karyawan, alhasil karyawan pun melakukan penyandraan terhadap mandor pabrik yang bisa saja dia tidak tahu-menahu dalam hal ini.


Atau bisa dipetakan menjadi sebagai berikut:


Jika dilihat berdasarkan Teori Birokrasi dari Max Weber, yang menyatakan bahwa penting bagi suatu organisasi bentuk struktur hierarki yang jelas dan dikontrol oleh aturan dengan adanya tiga karakteristik yaitu otoritas, spesialisasi, dan peraturan sebagai syarat yang harus dimiliki untuk mewujudkan birokrasi. Maka permasalahannya terletak pada otoritas yang di salah gunakan oleh pemilik, dan tidak berjalannya peraturan yang ada, dalam hal ini adalah kewajiban dari pemilik untuk memberi upah pada karyawannya.


Jika dilihat berdasarkan Teori Hubungan Manusia dari Elton Mayo, yang menyatakan bahwa melihat suatu organisasi bukan hanya dari struktur, tapi juga dari hubungan antar individu, sebab peran manusia di sini sangat diperlukan. Maka permasalahannya terletak pada kurangnya hubungan yang baik antar individu, dan sikap dari pemilik yang pada saat itu sedang berada di luar kota, menunjukkan ketidak peduliannya terhadap karyawannya.


Jika dilihat berdasarkan Teori Motivasi dari Maslow, yang menyatakan bahwa kebutuhan kita terdiri dari lima kategori: fisiologis; keselamatan atau keamanan; rasa memiliki; penghargaan; dan aktualisasi diri. Maka permasalahannya terletak pada dengan tidak diberikannya upah pada karyawan, mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan karyawan yang pertama dan paling dasar, yaitu kebutuhan fisiologi.


Dari masalah yang telah dipetakan sebagaimana yang dijelaskan di atas, maka solusi pertama atas problem ialah memperbaiki kesalahan yang paling dasar, yaitu susunan atau struktur dari organisasi tersebut, namun yang dimaksudkan ialah dijalankannya fungsi atau tugas yang menjadi kewajiban dari tiap struktur. Anggap saja fungsi dari karyawan adalah memproduksi, dengan mandor sebagai pengawasnya, dan pemilik sebagai orang yang akan menggaji mereka. Dalam hal ini, setiap struktur harus menjalankan fungsinya dengan baik, dan jika terjadi penyimpanan dalam menjalankan fungsi masing-masing, maka aturan-aturan dalam organisasi tersebut yang akan mengembalikan ke keadaan semula.


Kemudian sama dengan pendapat Elton Mayo, bahwasanya organisasi bukan hanya mementingkan struktur dan fungsinya, tapi juga hubungan antar individunya. Dalam kasus ini, akan sangat berguna jika didapatkan kenyataan bahwa tidak diberikannya upah karyawan dikarenakan kondisi keuangan pabrik yang kurang baik. Sebab, dengan terjalinnya hubungan yang baik antar individu dari awal, maka tidak akan susah bagi pemilik untuk menjelaskan permasalahan sebenarnya pada karyawan dan tidak susah pula bagi karyawan untuk menerima dan memakluminya. Lagi pula, seperti yang kita ketahui, hubungan yang baik antar individu sangat berpengaruh baik pada peningkatan produktifitas pegawai atau karyawan. Dan jika kinerja karyawan tersebut baik, atau bahkan semakin meningkat, maka permasalahan dalam keuangan tidak akan pernah ada. Sehingga upah karyawan bisa diberikan dengan lancar tanpa mengganggu tujuan utama, yakni memajukan organisasi tersebut.


Sedang untuk permasalahan yang berkaitan dengan motivasi, yaitu adanya kebutuhan dari karyawan yang menjadikan upah bagi mereka sangat penting untuk dipenuhi, pemecahannya tentu dengan memenuhinya. Yang dalam pemahamannya bisa dikembalikan lagi pada penyelesaian pertama yang berkenaan dengan memperbaiki struktur dan fungsinya serta penyelesaian yang kedua yang berkenaan dengan memperbaiki hubungan antar individu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar